Surat Untuk Seseorang
Surat Untukmu....
Maafkan jikalau surat ini datang terlambat. Aku harus menjelajah ke beberapa dunia yang berbeda dengan dunia yang kita tempati saat ini. Mungkin bagimu, ini hal yang mustahil. Tapi, percayalah, aku tak sedang membohongimu.
Dunia yang kita tinggali saat ini, terdiri dari beberapa dunia-dunia lain yang berbeda. Dengan kondisi berbeda dan suasana yang berbeda. Namun, aku bertemu denganmu di dunia yang lain itu, kamu yang justru berbeda pula. Bahkan kamu tak mengenalku!
Untuk membuatmu percaya, aku akan mengisahkan bagaimana aku bisa bertemu dengan seseorang yang bahkan kebingungan ketika aku bertanya padanya. Dia mengatakan bahwa di tempatnya berdiam, dia tak mengenal apa itu pesawat. Dia bilang itu hanya benda dengan nama lain, aku tak begitu memahaminya. Wajahnya tampak kebingungan, sementara salju sudah mulai turun dan menumpuk. Dia tak juga beranjak dari tempatnya berdiri.
Dari sosok kebingungan itulah, akhirnya aku menghabiskan waktu berjam-jam mendengarkannya bercerita tentang tempat tinggalnya yang nun jauh di sana. Dia bilang, bahwa tadinya dia tengah berjalan ke salah satu jalanan sempit untuk menghadiri sebuah pesta. Tapi, entah bagaimana dia ternyata sudah berada di persimpangan jalan, dekat dengan toko buku favoritmu itu. Berdiri di sana entah sudah berapa lama. Beberapa orang hanya lewat lalu lalang tanpa menggubrisnya.
Sementara itu, hanya aku orang pertama yang bertanya padanya.
Semoga saja surat ini sampai tepat waktu. Karena aku rasa tidak ada waktu lagi untuk mengirimkan padamu kisah-kisah yang aku alami saat ini. Apalagi, karena perbedaan waktu siang dan malam, tanggal dan tahun, entah kenapa ini membuatku juga ikut bingung. Bingung untuk menjelaskannya padamu. Di beberapa tempat yang aku jumpai, mereka hanya menggunakan pasir yang berbentuk seperti tabung. Pasir itu akan berubah warna ketika waktu untuk tidur tiba. Tapi, di sini malam tidak gelap gulita seperti di tempatmu.
Sudahlah, aku yakin kamu tak akan memercayaiku. Tapi, aku ingin bercerita tentang seorang perempuan yang tidak muda, tidak juga tua. Aku bingung tentang usia ini. Dia mengatakan padaku bagaimana hati ini bekerja. Dia menyentuh kepala seorang anak - kurasa dia anak kecil - kemudian mengelusnya, mendadak hidungnya berubah warna menjadi merah. Dia mengatakan, bahwa itu perasaan nyaman. Kemudian, di lain hari, dia akan memukul orang yang lewat di depannya, seketika hidung orang itu berubah warna menjadi warna Orange!
Konon itu pertanda bahwa mereka marah. Dan itu juga yang membuatku paham kenapa hidung mereka sering berubah-ubah warnanya. Ah, ternyata itu menandakan bagaimana emosi mereka. Seandainya saja aku bisa berlama-lama di tempat ini, aku ingin mengetahui banyak hal! Tapi, sosok yang kujumpai ketika salju turun, mengatakan padaku : Jika aku terlalu lama di dunia yang berbeda, maka kehidupanku akan berkurang lebih cepat. Ini akan menyulitkanku sehingga aku tak akan pernah bisa kembali ke dunia tempatmu tinggal.
Semoga saja surat ini sampai padamu. Karena aku ingin banyak berkisah padamu, tapi sayang sekali, waktuku tak banyak. Aku harus menolong orang ini. Dia sangat merindukan rumahnya.....
* Tulisan ini diikut-sertakan dalam 10 Days Writing Challenge Kampus Fiksi *
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik, sertakan juga nama dan link bagi pengguna platform lain. Terima kasih untuk waktunya telah singgah di sini.