3 rahasia cara menyalurkan emosi melalui tulisan.
Izinkan saya bertanya padamu.
Apakah kamu merasakan 'ngilu' ketika melihat seseorang
membakar jari-jarinya? Saya rasa itu akan kamu lakukan!
Itu dinamakan Mirrors Neuron, sebuah simulasi dari virtual
reality melalui apa yang kamu amati. Dan inilah cara kita mengamati emosi orang
lain.
Ketika seseorang
menangis, kita akan merasa sedih. Ketika seorang menguap, tentu kita akan
menguap. Namun, bagaimana caranya emosi ini, dapat dituangkan dalam tulisan?
Ketika kita
menulis dan membiarkan emosi mengalir melalui tulisan kita, ini akan membuat
sebuah resonansi terhadap pembaca kita. Tapi, bagaimana caranya agar bisa
membiarkan emosi mengalir dalam tulisan? Berikut tiga cara yang dapat
dilakukan.
1.
Rasakan...rasakan....rasakan.
Rasakan, dia mengatakan pada dirinya sendiri, rasakan,
rasakan, rasakan. Walaupun jika yang kau rasakan adalah rasa sakit, biarkan
dirimu merasakannya. ~ PD. James, penulis The Children of Men.
Jika kamu
ingin membiarkan emosi mengalir dalam tulisanmu, kamu harus merasakan emosi
tersebut saat menuliskannya. Jika tulisanmu adalah kisah kehidupanmu, tutup
matamu dan ingat kembali seperti apa rasa yang kamu alami saat itu. Ingat kembali
sensasi psikisnya. Gali lagi ingatan apa yang kau lihat, dengar dan cium.
Jika tulisanmu
adalah kisah fiksi, yang kau butuhkan adalah imajinasikan kejadiannya dengan
seluruh panca indramu secara detil.
Kemudian
tulislah.
2.
Berikan
pembacamu kisah yang mereka inginkan.
Setelah makanan, tempat tinggal dan
persahabatan, cerita adalah hal yang paling kita butuhkan di dunia. ~ Philip Pullman
Cerita adalah bahasa yang universal dalam peradaban
manusia. Itulah mengapa, sebuah cerita adalah cara yang hebat untuk membangun
hubungan antara pembaca dan hal yang ingin disampaikan.
Ada tiga cara untuk menambah emosi dalam sebuah cerita :
a.
Bayangkan emosinya
Jika kamu bisa membayangkan emosi yang ingin kamu
teruskan pada pembacamu, maka pembacamu akan merasakannya.
b.
Aturlah emosinya
Kendalikan setiap emosi yang ingin kamu teruskan pada
pembacamu, dengan pengaturan tempo melalui narasi. Jika kamu ingin membuat
pembacamu merasakan ketegangan atau ketakutan, buatlah sebuah kalimat singkat
atau paragraf singkat.
c.
Buatlah satu skenario untuk menambah respon pada
emosi tulisan
Jika kamu ingin menambah emosi yang mendalam pada
pembacamu, tulislah sebuah tempat untuk kisahmu. Tulislah setiap kata yang
dapat membangkitkan emosi.
Contohnya :
Aku bisa mendengar suara hujan yang turun
dari luar gedung yang terbakar, kencang, cukup lebat. Menghujani bagian dalam
juga, menetes melalui lubang dari atas
atap dan jatuh ke atas lantai kayu yang membusuk dan tangga yang rusak. – Lisa Unger,
Beautiful Lies.
3. Jangan ceritakan.
Tunjukkan pada pembacamu segalanya, tanpa
mengatakan apapun. ~ Ernest
Hemingway
Perasaan akan emosi yang mengalir adalah hal yang terkuat
jika tidak dikatakan. Namun, jika kita mengatakan suatu emosi, maka pembaca
akan beralih dalam mode berpikir, tak lagi merasakannya. Itulah mengapa menulis
dan mengalirkan emosi dalam tulisan adalah sesuatu yang harus disertai dengan
latihan yang cukup.
Contoh :
Caranya
hanya menahan napas, pelan dan teratur. Dan,
jangan melihat ke bawah. Jangan pernah melihat ke
bawah.
Ke bawah. Tuhan, bahkan dunia membuatnya pusing berada
pada ketinggian ini. ~ Val McDermid’s novel, The skeleton Road.
Jadi, kini giliranmu untuk melatih
bagaimana bisa membuat pembaca merasakan emosi dalam tulisanmu. Selamat
berlatih J
Diedit dan diterjemahkan oleh : Duniatentangaksara
Sumber : http://writetodone.com/how-to-write-better-2/
Nge-blog juga harus pake emosi, bukan emosi sih...
ReplyDeleteTapi perasaan...
Emosi itu sendiri kan meliputi perasaan segala macam, baik sedih, marah, kecewa, bahagia :) Trims sudah mampir.
DeleteSaya akhirnya paham dengan emosi :)
ReplyDelete