Kisah Pertama Kali Kujumpa Dia
Pertama kali ketemu Dia? Tepatnya di suatu siang, ketika aku baru saja menyelesaikan ujian akhir di SMA. Hari itu adalah hari terakhir ujian, otomatis aku merasa sangat lega. Namun, juga berdebar di waktu bersamaan. Aku sering bertukar SMS dengan sosok lelaki yang bahkan belum pernah aku temui. Konon, foto di social media yang dia pasang, itu memang foto aslinya, berarti dia tidak berbohong. Aku tahu, dia memang tak begitu tampan. Tapi, ada hal lain yang membuatku penasaran dengannya.
Siang itu sungguh panas terik, meski begitu aku sudah merasa sangat lega selesai ujian. Setelah dari sekolah, aku dan ketiga temanku memutuskan untuk mampir sebentar ke tempat kami biasa nongkrong. Bukan tempat yang mewah, hanya warung Mie Ayam yang letaknya memang strategis buat kami berempat. Kenapa? Karena, tempat itu merupakan tempat kami berpisah menuju rumah kami masing-masing. Dan juga benar-benar tempat terakhir kami merasakan nongkrong bareng semasa SMA.
Ketika waktu menjelang pukul 11 siang, aku sudah menerima SMS dari dia, setelah pamit dengan teman-temanku, aku langsung menuju tempat lain. Berada di tengah kota, berdekatan dengan Mall yang lumayan ramai. Kami memutuskan untuk bertemu di luar, di dekat dengan lampu merah tempat dia menungguku.
Saat pertama kali melihatnya, aku tahu, dia benar-benar tampak sama dengan foto yang ada di social media-nya. Tidak ada penampakan seperti berlebihan. Namun, aku sendiri tidak merasakan apapun. Tidak juga berdebar atau apalah itu namanya. Tidak ada. Biasa saja.
Hari demi hari berlanjut, kami masih sering mengirimkan obrolan melalui aplikasi di gawai. Aku tahu, waktu pertama kali bertemu rasanya biasa saja. Tapi, ketika dia mengajak untuk bertemu ke dua kalinya. Saat itu aku meraas ada sesuatu, ketika aku melihatnya dari kejauhan. Dia menunggu dengan sabar, padahal aku telat selama satu jam lebih karena macet.
Entah kenapa, tiba-tiba es yang berada di hatiku ini meleleh. Aku tak mengerti bagaimana bisa? Sementara aku masih belum bisa meyakini bahwa aku mau melanjutkan hubungan ini. Bahkan malam sebelumnya, aku ingin berhenti saja mengobrol dengannya. Tapi, siang itu, ada yang mencair dalam hatiku, pertahananku ambruk seketika.
Tapi, aku tidak ingin dia mengetahuinya segera. Aku tetap menutupinya, tetap berusaha sebisa dan semampuku untuk bersikap biasa. Begitu terus, dia tetap berbaik hati mengajakku berbincang dan mengbrol melalui aplikasi telpon genggam.
Hingga entah sudah beberapa minggu kemudian, aku tak paham dengan diriku. Karena, setelahnya kami berjalan sambil bergandengan tangan, tawa kami berderai membicarakan apa saja, serta dia - lelaki bertubuh tinggi itu - selalu memberikanku banyak masukan tentang pilihan-pilihan akan masa depanku. Jangan tanyakan lagi, bagaimana bisa? Tapi tanyakan, sudah berapa lama ini bertahan? Aku harap bisa selamanya.
Ya, semua ini bermula dari social media, perbincangan kecil dari sebuah perkenalan kemudian pertemuan di dekat lampu merah di depan Mall di kotaku tercinta. Tanpa kusadari, aku jatuh cinta dengan lelaki yang tak pernah kusangka.
* Tulisan ini diikutsertakan dalam #KampusFiksi 10 Days Writing Challenge *
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik, sertakan juga nama dan link bagi pengguna platform lain. Terima kasih untuk waktunya telah singgah di sini.