Hal Yang Paling Membanggakan Buatku
Hal Yang Paling Membanggakan Buatku - Waktu itu, aku benar-benar meloncat kegirangan ketika mendapat telpon dari seorang HRD di perusahaan yang berlokasi di Jakarta. Bukan tanpa sebab, aku sudah menganggur selama 2 bulan waktu itu, sehingga rasanya berita ini menjadi hal yang paling membuatku senang. Meski memang, posisi yang aku dapatkan memang tampak tidak begitu sesuai. Tapi, apa sih yang mau aku tolak setelah 2 bulan tanpa pekerjaan?
Setelah aku menerima pekerjaan ini, setiap hari aku menghabiskan waktu untuk bekerja dan bekerja, pagi hingga malam. Demi satu, agar bosku berkenan menerimaku sebagai pegawai tetap. Bisa dibayangkan, mendapat pekerjaan di masa saat ini, rasanya seperti berada di stadium gladiator. Siapa yang menang dia yang hidup, seperti itu rasanya.
Sehingga, wajar rasanya kalau aku terima, iya kan?
Tapi, ketika aku sudah menghabiskan waktuku selama 5 bulan bekerja di tempat tersebut. Tibalah waktunya aku bertemu dan berkumpul dengan teman-temanku semasa SMA. Semua tumpah ruah menjadi satu di sebuah restoran. Kami semua bercerita tentang banyak hal, hingga kemudian semua berbagi cerita tentang pekerjaan mereka.
Aku menceritakannya dengan lugas dan berseri, karena bagaimana pun ini merupakan hadiah yang amat membanggakan untukku juga untuk orang tuaku. Namun, siapa sangka? Justru pekerjaanku dan ceritaku dibuat lelucon oleh mereka. Bahkan mereka banyak yang melontarkan perkataan pedas, tentang tidak elegannya pekerjaan yang aku terima.
Rasanya, saat itu aku ingin menangis. Ingin memeluk kedua orang tuaku. Sungguh, sepertinya aku salah memasuki dunia, seperti itu rasanya.
Dua bulan kemudian, aku menerima surat, aku tak pernah mengetahui apa isinya. Berdebar rasanya jantungku, terlebih setelah reuni dengan teman-teman masa SMA waktu itu, aku masih merasa kurang bersemangat. Ah, terlalu lemah memang aku, ya. Dan ketika aku dihadapi dengan surat yang diberikan langsung oleh HRD di tempat aku bekerja. Aku ingin sekali menangis kencang.
AKU DITERIMA SEBAGAI PEGAWAI TETAP DAN DIPINDAH POSISI!
Sungguh, doa orang tuaku lebih makbul ternyata. Posisi yang aku dapat justru lebih baik, dengan gaji yang lebih baik pula. Aku menangis saat itu, ingin secepatnya pulang, sehingga tak sabar menanti waktu sore segera tiba. Ingin memeluk Ibu dan Bapakku saat sampai di rumah.
Betapa doa kedua orang tuaku adalah hal lebih berharga yang membuatku lupa akan caci maki dan lelucon kawan-kawan semasa aku SMA. Tak mengapa mereka menganggap remeh padaku, tapi aku percaya, semua orang yang sukses mengawali langkahnya dari langkah kecil.
* Tulisan ini diikutsertakan dalam #KampusFiksi 10 Days Writing Challenge *
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan bahasa yang baik, sertakan juga nama dan link bagi pengguna platform lain. Terima kasih untuk waktunya telah singgah di sini.